Suasana Tambang Emas Manual di Pegunungan Bukit Naga Yang Sangat Memprihatinkan

KALIMANTAN TENGAH / SEMAKU.net – Lokasi tambang manuwal, rakyat,
yang terletak di pegunungan bukit naga, tanah milik warga desa tewah Kalimantan tengah ini yang juga sedang di kunjungi oleh masyarakat, pekerja manual, yang berdatangan dari semua penjuru atau desa.

Informasi yang menarik simpatisan pekerja lokal dimana semua pekerja tidak di perkenankan oleh pihak warga pemilik lahan, apabila berkerja memakai mesin dan juga tidak diperkenankan menggunakan peratan kerja sistem tambang liar tanfa ijin(peti) demi menghindari larangan larangan pemerintah yang bertentangan dengan hukum dan peraturan pemerintah.

Maka semua pekerja di sarankan untuk berkerja secara manual, dan menggunakan peralatan seperti peralatan ringan dan demi menghindari resiko maka semua pekerja harus mentaati peraturan yang ada berkerja dengan tidak menggunakan mesin tidak menggunakan racun, raksa dan zat” kimia,dll nya.

Mengingat demi berkepanjangan nya waktu dan kesempatan untuk berkerja maka semua pekerja juga mentaati aturan, agar bisa menjaga keamanan dan keselamatan, diri masing masing, juga jangan membuat onar, dan kegaduhan-kegaduhan, yang bisa menimbulkan masalah, tidak di perkenankan membawa minuman dan obat obatan dll yang bisa menimbulkan dampak yang tidak diinginkan oleh semua pihak pekerja

Yang mana semua masarakat yang berada di lokasi kerja manual tersebut semua benar benar ingin cari Rezki dari hasil yang halal untuk nafkah keluarga dirumahnya masing masing’ seperti
Yang telah di sampaikan oleh salah satu masarakat yang lagi sedang berada di sekitar lokasi tambang Rakyat, yang enggan menyebut namanya, saat kami ajak berbicara, tentang bagai mana peraturan bagi warga yang di pungut dari coretan tanah milik salah satu warga yang dimana tempat mereka berkerja, lantas saja seorang pemuda itu menjawabnya.

Kalau tidak pernah di pungut se’sen pun dari semua masarakat pekerja dari pihak pemilik tanah, juga pernah menyampaikan sebap mereka pekerja datang bukan kami yang mengundang, mereka datang dengan keinginan mereka sendiri mencari rezeki nya masing masing, dan sebagai pemilik tanah lahan, kami juga tidak tega, tidak sampai hati untuk mengusir dan menyuruh mereka pulang, dari tanah lahan kami,

Karena kami juga sangat mengerti, kalau mereka semua butuh usaha butuh pekerjaan mencari sesuap nasi untuk keluarga mereka di rumah yang ikhlas berjuang walapun harus berkerja kerah banting tulang demi mengalihkan Rezki yang halal dengan tetesan keringat tidak perduli musim hujan ataupun musim panasnya matahari, mereka tidak mengenal lelah berjuang, mereka juga taat aturan, mereka juga mau berkerja manual menggali tanah cuma pakai linggis kecil dan mengenalkan dulang tangan secara manual. [longking]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *